Hari ini perkuliahan begitu padat, tubuhku lelah, mataku terasa ngantuk dan sulit sekali untuk fokus. Karena untuk menghadapi jadwal perkuliahan yang padat ini ada seabreg tugas yang harus aku kerjakan tadi malam. "The power of kepepet", itu sudah menjadi sloganku.
Tiba-tiba sebuah pesan singkat membuatku kaget dan mengalihkan fokusku. Sebuah pesan dari sebuah nomor yang tidak dikenal. Seorang perempuan, yang memperkenalkan dirinya dengan nama Alice Shalma.
Dia memperkenalkan dirinya sebagai kekasih dari mantan pacarku. Tentu saja aku kaget, ada urusan apa sehingga dia berusaha untuk menghubungiku. Aku hanya membalas pesannya dengan singkat, "iya, ada apa ?". Dia kemudian membalas pesanku dengan sebuah panggilan telepon, namun aku merijectnya.
Selesai perkuliahan, aku memilih pulang kerumahku. Apalagi kalau bukan karena rindu masakan emak. Sebetulnya jarak rumahku ga jauh-jauh amat dari kampus, dasar aku saja yang pengen ngekost. Baru saja tubuhku ingin menikmati empuknya kasur, tiba-tiba ponselku berbunyi lagi.
Lagi-lagi masih dari orang yang sama. Alice Shalma. Aku tetap memilih mengabaikannya. Aku tidak tertarik sama sekali dengan hal-hal yang berkaitan dengan mantan. Karena bagiku mantan sudah ku buang jauh-jauh ke laut.
Namun, dia mengirim pesan lagi dengan emot air mata.."Put, bisa is bicara sebentar, please". ucapnya seperti memelas.
Pesan singkatnya ternyata mampu juga mengalahkan rasa tidak peduliku. Memunculku seribu tanya dipikiranku. Harusnya aku yang mencari tahu tentangnya, tentang siapa pengganti setelah kepergianku. Tetapi, kok malah sebaliknya, kenapa dia yang berusaha mencari tahu tentangku.
Apa yang ingin dia sampaikan? Kenapa pesannya ditulis pakai emot air mata. Seribu tanya tanpa jawaban pun muncul dibenakku. Aku pun memutuskan menerima panggilan teleponnya. Suaranya pelan, seperti sedang menangis.
Benar saja, dengan terisak-isak dia memintaku untuk kembali balikan dengan mantanku. Permintaan yang aneh dari perempuan yang aneh, begitu pikirku. Kenapa dia memintaku kembali kemantanku yang jelas-jelas sekarang miliknya.
Aku benar-benar tidak habis pikir dengan hal yang baru saja aku dengar. Dan tentu saja pertanyaan pertama yang muncul adalah "kenapa begitu? ada apa Alice?".
Dengan suara sendu dia menjawab "Dia sangat mencintaimu Put, hanya raganya disampingku, tapi hatinya masih padamu. Sangat sering dia bercerita tentangmu, yang membuatku merasa kalah dan menyerah". jawabnya.
Aku tetap saja menanggapinya dengan santai, tak sedikitpun penjelasannya membuat perasaanku goyah. Ketika aku memutuskan untuk meninggalkan seseorang, berarti rasaku sudah habis untuknya. "Apakah kamu mencintainya, Alice?" tanyaku. "Aku sangat mencintainya Put, bahkan aku pernah berkali-kali hampir bunuh diri karenanya". Jawabannya sangat mengejutkanku. "Kenapa sebegitu besar cintamu padanya? tanyaku.
"Jika dia tidak mencintaimu, simple saja, tinggalkan dia, bukankah masih banyak laki-laki lain yang lebih baik, lagian lebih nya dia apa sih, kok sebegitunya kamu? cuma menang ganteng doank." ucapku seenaknya."Sulit bagiku untuk menjelaskannya, yang pasti aku mencintainya, jika dia tidak mencintaiku, hanya kamu yang boleh memilikinya, kembalilah padanya Put..." ucapnya sambil menangis.
Aku hanya terdiam, tak pernah ada dalam bayanganku akan dihadapkan pada situasi seperti ini. Aku tak kan pernah kembali padanya, namun harus bagaimana menghadapi perempuan ini. Hanya itu yang ada dipikiranku.
"Alice, aku tahu dia tak kan pernah bisa melupakanku, tapi sebaliknya, sedikitpun tak ada tempat lagi untuknya dihatiku, kamu tahu kenapa? Ketika aku berkomitmen menjalin hubungan asmara dengannya, aku mencintainya dengan sebaik-baiknya, tapi sebaliknya, dia abai dan menyia-nyiakanku, sampai hatiku merasa lelah sendiri. Jadi, please, selesaikan saja masalahmu dengannya, dan jangan pernah memaksaku untuk kembali. Aku capek, mau istirahat, sudah dulu ya...". Aku mengakhiri pembicaraan ditelpon waktu itu, dan kemudian memejamkan mata.
#Bersambung....
Derita Mantan Sang Mantan - Part 1
Reviewed by Purnama Merindu
on
Januari 16, 2024
Rating:
Tidak ada komentar: